TULUNGAGUNG – Program Studi Tadris Bahasa Indonesia (TBIN), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), UIN Sayyid Ali Rahmatullah (SATU) Tulungagung menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis dan Simulasi Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) pada Kamis, 14 November 2024. Acara berlangsung di Aula Perpustakaan UIN SATU Tulungagung dan menghadirkan sejumlah narasumber kompeten dari kalangan akademisi dan Balai Bahasa Jawa Timur.
Dr. Susanto, Ketua Jurusan Bahasa, membuka acara dengan sambutan yang menekankan pentingnya UKBI sebagai parameter kemahiran berbahasa Indonesia. Dalam pidatonya, ia mengungkapkan bahwa bahasa merupakan elemen esensial dalam kehidupan manusia. “Saudara bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau kita hidup tanpa bahasa. Secara teknis, uji kemahiran berbahasa Indonesia ini memang harus dilaksanakan,” ujarnya. Ia juga menyoroti bahwa kemampuan memahami bahasa Indonesia tidak hanya bergantung pada teori linguistik, melainkan juga pada konteks sosial. “Secara teori, kita mungkin memahami struktur tata bahasa, tetapi dalam tataran sosiolinguistik, cara berbahasa juga dipengaruhi oleh konteks masyarakat,” tambahnya.
Dekan FTIK, Dr. Sutopo, turut menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif Prodi TBIN yang memiliki akreditasi Unggul (A). “Adanya UKBI menunjukkan bahwa bahasa Indonesia tidak bisa diremehkan. Apa yang saudara ikuti hari ini adalah sesuatu yang berharga,” tegasnya.
Ia berharap kegiatan ini dapat mendorong mahasiswa untuk terus meningkatkan kompetensi bahasa mereka, mengingat lulusan TBIN memiliki peluang besar dalam bidang pendidikan bahasa, jurnalistik, penulisan, juga balai bahasa. “Kami berharap simulasi ini dapat menjadi kewajiban rutin bagi mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia,” tutup Dr. Sutopo dalam sambutannya.
Sesi utama kegiatan dipandu oleh narasumber dari Balai Bahasa Jawa Timur, yaitu Siti Komariyah, Tri Winiasih, dan Wenni Rusbiyantoro. Sebagai narasumber pertama, Siti Komariyah memaparkan pentingnya UKBI untuk pengembangan diri dan karier. Ia menjelaskan bahwa UKBI merupakan tes resmi yang mencakup kemampuan mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia. “Sertifikat UKBI memiliki nilai tambah, terutama untuk melamar pekerjaan, mengajukan beasiswa, atau masuk perguruan tinggi,” jelasnya. Ia juga mendorong peserta untuk rajin membaca, menulis, dan berlatih berbicara dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Tri Winiasih, M.Hum., narasumber kedua, memaparkan aspek teknis UKBI. Ia menjelaskan bahwa tes ini menguji penguasaan kaidah bahasa Indonesia, seperti tata bahasa, ejaan, struktur kalimat, dan pilihan kata yang tepat. “Pemahaman yang baik terhadap kaidah kebahasaan adalah kunci untuk meraih hasil maksimal dalam UKBI,” ungkapnya.
Sementara itu, Wenni Rusbiyantoro memandu pelaksanaan simulasi UKBI. Ia memaparkan sistem penilaian tes yang mencakup tujuh peringkat dan predikat, mulai dari Istimewa (skor 725-800), Sangat Unggul (641-724), hingga Marginal (326-404). “Tes ini dirancang untuk memetakan kemampuan berbahasa Indonesia secara komprehensif,” ujarnya. Simulasi ini diikuti oleh puluhan mahasiswa, dengan hasil yang cukup membanggakan. Sebagian besar peserta berhasil meraih predikat Sangat Unggul, menunjukkan kompetensi mereka yang solid.
Acara ini menegaskan komitmen Prodi TBIN untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dalam bidang bahasa Indonesia. Selain memberikan pengalaman berharga, kegiatan ini juga menjadi langkah awal bagi mahasiswa untuk lebih percaya diri dalam menghadapi UKBI yang sesungguhnya.
Kegiatan ini semakin menegaskan Prodi TBIN UIN SATU Tulungagung memperkuat perannya sebagai penggerak utama dalam pengembangan bahasa dan literasi Indonesia.