Pementasan Drama Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia 2022: Satukan Jiwa di Atas Panggung Sandiwara

TULUNGAGUNG – Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia angkatan 2022 Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung menyelenggarakan pementasan drama bertajuk “Satukan Jiwa di Atas Panggung Sandiwara” pada 16 Desember 2024. Acara yang digelar di Gedung Arief Mustaqim lantai 6 ini berlangsung meriah dan penuh antusiasme, menampilkan berbagai kisah inspiratif dan penuh makna yang dipersembahkan oleh tujuh kelas mahasiswa.

Pementasan dimulai dengan drama “Malin Kondang” oleh kelas B3, yang mengangkat kisah klasik Malin Kundang dalam balutan modern. Selanjutnya, kelas A1 menampilkan “Alih”, sebuah cerita tentang pergulatan batin manusia menghadapi perubahan zaman. Penampilan ketiga adalah “Desas-desus di Desa” oleh kelas B1, yang menghadirkan intrik sosial dalam kehidupan pedesaan dengan sentuhan humor.

Penonton semakin terbawa suasana saat kelas C2 menyuguhkan “Batu Menangis”, sebuah drama tragis yang menyentuh emosi mendalam. Kelas B2 kemudian menghibur audiens dengan “Tukang Bubur Naik Meja”, sebuah cerita jenaka tentang perjuangan kecil yang membawa kebahagiaan besar. Drama berikutnya adalah “Eksekusi” oleh kelas A2, yang menggambarkan dilema moral dalam menghadapi konsekuensi tindakan. Sebagai penutup, kelas C1 menampilkan “Kutukan Perawan Tua”, sebuah drama satir yang mengundang tawa sekaligus refleksi.

Bagus Wahyu Setyawan, M.Pd., dosen pembimbing mata kuliah Apresiasi Drama, menyampaikan apresiasinya terhadap dedikasi mahasiswa dalam mempersiapkan pementasan ini.

“Melalui drama, mahasiswa tidak hanya belajar memahami teks sastra, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai kemanusiaan dan kebudayaan di atas panggung,” ungkapnya.

Pementasan ini merupakan bagian dari tugas akhir mata kuliah Apresiasi Drama yang bertujuan melatih kreativitas dan kolaborasi mahasiswa. Setiap kelompok bertanggung jawab penuh atas proses kreatif mulai dari penyusunan naskah, penyutradaraan, hingga tata panggung dan kostum.

Tidak hanya menghibur, pementasan ini juga memberikan pesan moral yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Penonton yang terdiri dari dosen, mahasiswa, dan tamu undangan tampak antusias menikmati setiap adegan, menunjukkan apresiasi mereka melalui tepuk tangan meriah di akhir setiap penampilan.

Bagus Wahyu berharap pementasan ini dapat menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa untuk lebih mendalami seni drama sekaligus memperkuat kepekaan sosial mereka.

“Drama adalah medium yang ampuh untuk menyuarakan gagasan dan menyentuh hati. Saya bangga melihat mahasiswa mampu memanfaatkannya dengan baik,” tambahnya.

Pementasan “Satukan Jiwa di Atas Panggung Sandiwara” menjadi bukti nyata kreativitas mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia UIN SATU dalam menghidupkan seni peran. Acara ini diharapkan menjadi tradisi tahunan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memperkaya wawasan seni dan budaya di lingkungan kampus.