Mengembangkan Tradisi Literasi melalui Kegiatan Diskusi Sastra

“Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata” (WS Rendra).

Larik di atas merupakan penggalan dari salah satu puisi karya Willibrordus Surendra Broto Rendra atau yang lebih dikenal dengan nama WS Rendra. Selama hidup, beliau sudah menghasilkan ratusan karya puisi yang mampu dinikmati oleh para pencinta sastra.

Tidak hanya indah, sebagian besar puisi-puisinya bahkan mampu membawa dampak yang cukup besar bagi kehidupan. Sebab, karya-karya yang dituliskan memang memiliki makna yang cukup mendalam. Jika dihayati, pembaca akan bisa memetik pesan tersirat, yang berkaitan erat dengan nilai-nilai sosial, moral, hingga kritik kebangsaan.

Membaca Sastra

Dari zaman Balai Pustaka hingga sekarang, para sastrawan Indonesia sudah menghasilkan banyak karya sastra berkualitas. Tidak hanya puisi, tetapi juga prosa, seperti cerpen, novel, dan roman. Bahkan hingga kini, sudah banyak di antara para sastrawan tersebut yang dinominasikan sebagai penerima beragam penghargaan sastra dunia.

Namun sayangnya, budaya membaca sastra kita belum menunjukkan hasil yang membanggakan. Masih banyak orang yang enggan membaca, terlebih membaca karya sastra. Padahal, ada banyak manfaat yang bisa diperoleh saat seseorang membaca sastra.

Manfaat Membaca Sastra

1. Mengenal Sejarah dan Budaya Bangsa

Latar yang disajikan dalam karya sastra kerap kali didasarkan pada kenyataan sejarah dan budaya saat karya tersebut ditulis. Sebagai contoh, ketika membaca novel-novel yang ditulis pada zaman Balai Pustaka (1920-an), kita dapat memahami kondisi masyarakat dan budaya kala itu.

2. Memperkaya Pengalaman

Saat membaca karya sastra, kita akan menemukan banyak kisah, konflik, hingga penyelesaian masalah. Dari sana, kita bisa memperoleh pengalaman yang lebih luas dengan memetik pelajaran dari kisah-kisah yang disampaikan pengarang. Selain itu, dengan membaca sastra, secara tidak langsung kita akan belajar mengenai beragam pemilihan kata, pengembangan ide cerita, serta gaya penceritaan yang akan berguna untuk meningkatkan kemampuan kita dalam menulis sastra.

3. Menumbuhkan Empati

Sebagaimana kehidupan, cerita-cerita dalam karya sastra disajikan dengan menampilkan beragam tokoh dengan karakter dan masalah yang berbeda. Hal tersebut secara tidak langsung akan mengajak pembaca untuk berpikir lebih mendalam dan belajar melihat sisi lain kehidupan. Dari sana, pembaca bisa memahami bahwa setiap orang bisa saja mengalami hal yang serupa sehingga diperlukan kesadaran untuk bisa saling berempati kepada sesama manusia.

Perlunya Diskusi Sastra

Bagi para penikmat sastra, membaca karya sastra tentu merupakan hal yang menyenangkan dan bermanfaat. Akan tetapi, tidak sedikit orang yang hingga kini belum bisa memetik manfaatnya. Alasan utamanya adalah karena mereka sulit memahami maksud pengarang.

Untuk mengembangkan tradisi gemar membaca sastra, para akademisi di bidang Sastra Indonesia kerap menggelar acara diskusi sastra. Acara tersebut dilakukan untuk mengajak lebih banyak orang agar bisa tertarik membaca sastra.

Hal itu seperti yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tadris Bahasa Indonesia IAIN Tulungagung kemarin (Jumat, 23 Maret 2018). Acara yang merupakan agenda rutin HMJ tersebut diikuti tidak hanya oleh mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia, tetapi juga para mahasiswa dari jurusan lain.

diskusi sastra1-mindiskusi sastra2-min

Selain mendiskusikan teori-teori sastra, para mahasiswa juga membahas karya sastra tertentu. Dari situ, mereka bisa bersama-sama memetik nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra.

Karya sastra yang didiskusikan juga dikaitkan dengan kehidupan sosial. Dengan demikian, ilmu pengetahuan yang mereka miliki tidak hanya akan berhenti di ruang kelas, tetapi juga bisa berkembang dan diaplikasikan untuk mengatasi persoalan-persoalan kehidupan di dunia nyata. Lebih dari itu, diharapkan acara diskusi sastra juga bisa meningkatkan lebih banyak minat mahasiswa untuk membaca dan berkarya di dunia sastra.

Salam literasi.