Wanita semakin berdaya. Jika dahulu hanya kaum prialah yang bisa berkesempatan mengenyam pendidikan setinggi-tingginya, kini keduanya, baik pria maupun wanita sudah bisa memiliki kesempatan yang sama. Barangkali itulah salah satu hasil perjuangan R.A. Kartini yang dapat kita nikmati hingga kini.
Tokoh pejuang wanita pembawa perubahan bagi Indonesia tersebut lahir di Jepara pada tahun 1879. Sekalipun dibesarkan di lingkungan keluarga ningrat, Kartini tumbuh sebagai seseorang yang begitu peduli pada warga di sekitarnya. Tidak hanya dalam bidang pendidikan, sosok Kartini juga banyak berkontribusi untuk membawa perubahan di bidang ekonomi dengan membantu banyak keluarga lebih produktif menjadi pengrajin di Jepara.
Kini, perjuangan Kartini sudah bisa kita nikmati bersama. Wanita yang dahulu kerap terbelenggu oleh stigma konco wingking semata, kini bisa memiliki ruang gerak yang lebih bebas, terutama dalam hal belajar, bekerja, dan berkarya, sebagaimana yang dilakukan pria, tanpa harus meninggalkan nilai-nilai budaya luhur.
Besarnya perubahan yang dibawa oleh R.A. Kartini tersebut, akhirnya membuat pemerintah menetapkan tanggal kelahiran beliau, yakni 21 April, sebagai Hari Kartini. Alhasil, di setiap tanggal tersebut, kerap kali kita jumpai berbagai perayaan dan pagelaran oleh berbagai lembaga pendidikan dan organisasi masyarakat. Tujuannya, tidak lain adalah supaya spirit perjuangan R.A. Kartini dapat terus digelorakan, sementara nilai-nilai budaya juga tetap bisa dilestarikan.
Sebagai bentuk apresiasi sekaligus sebagai usaha melanjutkan pemikiran dan perjuangan R.A. Kartini, Himpunan Mahasiswa Jurusan Tadris Bahasa Indonesia (HMJ TBIN) IAIN Tulungagung menggelar Sarasehan Kartini. Acara yang bertajuk “Gerakan Kartini: Sebuah Inspirasi untuk Mewujudkan Prestasi bagi Negeri” tersebut diselenggarakan pada 27 April 2018.
Dalam sarasehan tersebut, dihadirkan 2 sosok dosen wanita inspiratif dari Kampus Dakwah dan Perubahan IAIN Tulungagung, yakni Ibu Arifah Millati Agustina, M.H.I. dan Ibu Muyassaroh, S.S. M.Pd. Kedua pemateri menyampaikan topik yang begitu menarik, yakni “Nasionalis-Religius Kartini” dan “Emansipasi dalam Sastra”.
Masing-masing topik tersebut dihubungkan dalam kehidupan nyata sehingga mampu menjawab beragam permasalahan yang muncul dalam kehidupan. Tidak mengherankan, para peserta pun sangat antusias untuk menanyakan berbagai hal. Selain itu, dosen TBIN lain, yakni Ibu Siti Zumrotul Maulida, M.Pd.I. pun turut memberikan tambahan yang begitu bermakna. Akhirnya, acara sarasehan tersebut pun mampu memberikan banyak ilmu bagi seluruh peserta.
Di samping acara sarasehan, pada saat yang bersamaan, HMJ TBIN juga mengadakan acara “Pagelaran”. Acara tersebut diisi dengan berbagai penampilan kelompok mahasiswa, mulai dari pembacaan puisi, musikalisasi puisi, menyanyi, dan tari-tarian.
Selain untuk merekatkan relasi antar-angkatan, pagelaran tersebut dimaksudkan sebagai sebuah wahana bagi seluruh mahasiswa untuk berkarya bersama. Dengan demikian, masing-masing mahasiswa, baik wanita, maupun pria, memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkarya sehingga bisa semakin berprestasi, serta turut memajukan Indonesia melalui cita-cita yang mulia.
Semangat Kartini, semangat membangun manusia Indonesia.
Salam Literasi.