Memupuk Kekritisan Mahasiswa Melalui Penelitian ke Sekolah

Tulungagung, 9/4/2018—Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia terlibat aktif dalam penelitian penggunaan buku teks kurikulum 2013. Kegiatan yang dilakukan secara berkelompok ini bertujuan untuk mengetahui implementasi buku teks yang diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan nasional. Melalui kegiatan ini, mahasiswa ingin melihat fakta di lapangan tentang cara penggunaan buku teks, kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam menggunakan buku teks, sampai menjaring usulan perbaikan buku teks dari guru dan siswa.

Kegiatan yang dilakukan di sekolah-sekolah yang berada di Tulungagung, Kediri, Blitar, dan Trenggalek ini dilakukan secara bertahap mulai 9 April 2018 sampai 23 April 2018. Penelitian dilakukan di luar jam perkuliahan dengan ketentuan waktu sebagaimana yang sudah disepakati oleh mahasiswa dan pihak sekolah. Enam kelompok yang masing-masing terdiri atas empat anggota meneliti proporsi muatan bahasa Indonesia dalam buku tematik di sekolah dasar. Selebihnya, ada 18 kelompok mahasiswa yang meneliti implementasi buku teks di SMP dan SMA.

Penelitian Kecil 1 Penelitian Kecil 2 Penelitian Kecil 3

Saat ditanya respon guru terhadap buku teks yang digunakan di sekolah, mahasiswa menemukan data yang cukup beragram.Hal ini tidak lain karena penerimaan masing-masing sekolah memang berbeda-beda.

“Menurut guru MAN 1 Trenggalek, buku teks kelas XI edisi revisi 2017 dinilai masih kurang menarik dari segi desain sehingga kurang menarik minat siswa. Penjabaran materi juga kurang luas sehingga perlu dikembangkan lagi. Oleh karena itu guru MAN 1 Trenggalek dalam pembelajaran bahasa Indonesia banyak menggunakan sumber dari buku-buku lain,” ujar Miftahulloh saat memaparkan hasil temuannya.

Sementara itu, hasil temuan Enni Barakatut, dkk. di SMAN 1 Boyolangu menyatakan hal berbeda.

“Kekurangan di dalam buku teks kelas XI relatif tidak ada karena sudah melalui proses revisi berdasarkan survei dan masukan dari guru-guru. Materi dalam buku teks tersebut sudah sesuai, bagus, dan siswa tidak jenuh untuk belajar. Hanya saja, kedala yang dialami dalam pembelajaran terletak pada jika guru tidak secara aktif mendampingi, proses belajar siswa menjadi tidak maksimal,” terang Enni saat menceritakan hasil wawancaranya kepada Bapak Yasip, guru bahasa Indonesia di SMAN 1 Boyolangu.

Temuan-temuan yang diperoleh beberapa kelompok akhirnya dievaluasi, direfleksi, dan diambil kesimpulan. Pendapat yang berbeda dari berbagai sekolah menandakan bahwa tingkat kebutuhan guru dan siswa di setiap daerah, bergantung pula pada tingkat kesiapan dan fasilitas pendukung di sekolah. Akan tetapi, dari kegiatan penelitian di sekolah ini, mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia IAIN Tulungagung memiliki gambaran pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan buku teks kurikulum 2013.

Pengalaman ini dirasakan sangat penting manfaatnya bagi program pembelajaran yang akan mahasiswa tempuh di masa mendatang. Misalnya, mahasiswa menjadi memiliki pemahaman menganai cara menilai dan memilih buku teks yang sesuai serta wujud implementasinya di sekolah. Ini berguna untuk kegiatan pengembangan bahan ajar dan PPL yang akan dilaksanakan pada semester-semester berikutnya, bahkan menjadi pedoman saat mereka lulus dan menjadi tenaga pendidik di sekolah.