Puncak Bulan Bahasa 2018, HMJ TBIN Hadirkan Dua Budayawan

Selama bulan Oktober, Himpunan Mahasiswa Jurusan Tadris Bahasa Indonesia (HMJ TBIN) menyelenggarakan serangkaian acara Bulan Bahasa 2018. Di bulan tersebut, digelar beragam jenis lomba di bidang bahasa dan sastra untuk siswa dan mahasiswa, yakni lomba karya tulis ilmiah, serta lomba penulisan puisi dan cerpen.

Puncak acara Bulan Bahasa 2018 TBIN dilaksanakan pada Senin, 29 Oktober 2018. Pada puncak acara tersebut, HMJ TBIN menggelar Simposium Bulan Bahasa 2018 dengan tema besar “Bahasa Indonesiaku”. Tema tersebut kemudian dituliskan dalam media berukuran besar dengan huruf-huruf berwarna merah dan putih, serta latar tulisan berwarna hitam. Dua suku kata ba dan si pada kata Bahasa Indonesiaku dicetak dengan warna merah, sementara huruf-huruf yang lain berwarna putih.

Menurut ketua pelaksana Bulan Bahasa 2018 TBIN, Angga Nahrowi, pembedaan warna tersebut memang sengaja dilakukan karena menggambarkan tema yang diusung dalam Simposium Bulan Bahasa 2018, yakni Bahasa Indonesiaku dan subtema Aku melihat orang-orang di zamanku berbicara bahasa Indonesia, tetapi tidak mau mencintainya. Artinya, warna merah yang seakan-akan terbaca ‘basi’ tersebut menggambarkan kekecewaan terhadap orang-orang yang tidak lagi mencintai bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, Bulan Bahasa 2018 ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi seluruh masyarakat, khususnya mahasiswa TBIN, untuk bergerak bersama memajukan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa, sebagaimana yang terdapat dalam butir ketiga isi Sumpah Pemuda, yakni: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

IVO-min

Acara Simposium Bulan Bahasa 2018 digelar pada malam hari, yakni mulai pukul 20.00—23.00. Acara sempat mengalami sedikit kendala karena adanya pemadaman listrik yang berlangsung hingga tiga jam. Meskipun demikian, para panitia dari HMJ TBIN berusaha untuk profesional, yaitu dengan tetap menggelar acara dengan menyalakan puluhan lilin.

Acara puncak Bulan Bahasa dimulai dengan pembagian hadiah kepada para pemenang lomba Bulan Bahasa 2018 TBIN. Acara selanjutnya adalah penampilan seni dari para mahasiswa TBIN, seperti membacakan puisi, musikalisasi puisi, dan menyanyi bersama, yang dipandu oleh dua pewara dari TBIN, yakni Nurina Putri Manggiasih dan Muhamad As’ad Harun.

Sekitar pukul 21.30, listrik menyala kembali. Dua budayawan yang baru tiba di area kampus IAIN Tulungagung pun segera naik untuk memasuki Aula Utama Lantai 6 Gedung Arief Mustaqiem. Dua budayawan yang menjadi pemateri dalam Simposium Bulan Bahasa 2018 Tadris Bahasa Indonesia tersebut adalah Gus Candra Malik dan Wawan Susetya.

Gus Can-min

Gus Candra Malik dan Wawan Susetya memaparkan materi tentang penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai perspektif. Selain tentang penggunaan bahasa, Gus Candra Malik juga menyampaikan hal lain terkait wawasan kebangsaan. Menurutnya, mahasiswa sebagai generasi muda harus memiliki semangat yang tinggi untuk berjuang demi persatuan agar bangsa Indonesia tidak mudah dipecah belah. Sementara itu, Wawan Susetya memberikan dorongan kepada para mahasiswa agar rajin membaca. Hal tersebut sesuai dengan ayat yang turun pertama, yakni tentang perintah membaca.

Kedua pemateri, yakni Gus Candra Malik dan Wawan Susetya menyampaikan bahwa generasi muda harus terus mengembangkan diri, khususnya di bidang literasi. Apabila sulit membaca sendiri, ada cara lain untuk meningkatkan minat baca, yakni dengan membaca buku yang sama dengan teman-teman, kemudian mengadakan forum diskusi yang mengupas isi buku tersebut. Dengan demikian, aktivitas membaca tidak akan terasa berat dan bisa menjadi lebih bermanfaat.